lluvia's journey

you can read my mind here!

Pages

Monday, July 19, 2010

Scene Dedication

Untuk membahas komunitas, saya sudah kehabisan akal. Begitu banyak yang harus dibahas, dari segi apapun bisa dijadikan inti. Jadi, ngga perlu basa – basi panjang untuk memulai ini semua.

Every komunitas pasti punya karakter masing-masing. Dan komunitas musik indie yang akan saya bahas saat ini. Buat yang udah baca feature saya sebelumnya (I don’t want to be part of your scene.red), anggap aja ini adalah lanjutannya. Part 2. Sebagai penikmat musik, udah sekian lama saya berusaha untuk memahami dan mendalami setiap celah – celah yang ada. Untuk kota Bandung sendiri, begitu banyak komunitas yang ingin saya bahas. Begitu banyak hal yang menarik dan layak untuk di teliti, mengingat karakter orang Bandung tidak hanya penikmat musik tapi juga mengamati. Semakin banyak gigs yang ada, semakin banyak penikmat musik, semakin beragam komunitas yang ada. Ini yang menarik bagi saya, membahas komunitas itu sendiri. Maka bermunculan lah banyak pertanyaan di otak saya. Ada apa dengan trend gigs ini? Siapa otak-otak jenius idealis yang mau ribet dengan hal-hal berbau event organizer ataupun kepanitiaan? Apa yang mendasari mereka mau membuat gigs ? dan banyak lagi pertanyaan – pertanyaan yang kalo dijadiin soal, pasti akan dijawab dengan senang hati oleh kalian yang memang penikmat bahkan pelaku musik sejati.

Gini yah. Sebut saja ada satu komunitas. Mereka adalah orang-orang yang sangat loyal terhadap musik. Mereka adalah orang-orang idealis yang sama sekali ga tertarik sama major label dan konco-konconya. Otak mereka berisi ide-ide kreatif hasil gen orang Bandung yang ‘someah’ dan setia kawan. Mereka punya kepuasan tersendiri waktu main band hanya dibayar dengan kata ‘nuhun’ dan senyum. Mereka punya keinginan untuk membesarkan scene indie di kota bahkan di dunia ini. Hasilnya adalah : gigs.

Banyak teman saya curhat tentang gimana bete nya ditolak di sana – sini oleh event-event besar yang sudah ada karena katanya musik mereka kurang menjual. Atau musik mereka ngga nge-trend. Atau bahkan musik mereka ga ‘play’. Muncul dari suatu kekecewaan, maka bangkit lah semangat kreatif, dorongan jiwa raga untuk merealisasikan keinginan. Yaitu gimana cara nya, saya bisa puas, lagu saya di denger, crowds juga puas. Ambil segi positif nya, niatan ini sungguh mulia sekali sebenarnya. Apalagi didasari pertemanan, tali silaturahmi pasti akan lebih erat, karena yang main di gigs ngga hanya satu band, dan kadang ngga satu genre. Didasari juga oleh sifat orang bandung yang ramah, jadi komunitas bisa bertambah dan penikmat musik juga bertambah. Mulia sekali bukan?

Ini menjawab semua pertanyaan sebelumnya, kenapa para scenester/musisi indie di Bandung rela ‘gujag – gijig’ kesana kemari, cape, riweuh, tapi bisa tetap senyum bila disapa. No profit minded! Bayangkan niat mereka yang sangat besar, dengan budget nol, cape total, awak ringsek, berusaha semaksimal mungkin untuk bikin suatu gigs dan membesarkan image scene indie di Bandung. Ini menunjukkan seberapa besar minat orang-orang Bandung terhadap musik indie. Sekarang yang menjadi pertanyaan, apa penghargaan yang pantas untuk orang-orang atau komunitas ini? Dedikasinya untuk scene indie di Bandung begitu besar, keidealisannya bikin kita bisa tambah wawasan.

Ini bisa jadi pe-er untuk kita semua. Mari sejenak kita pikirkan pertanyaan diatas. Atau setidaknya hargai usaha dan otak kreatif mereka dengan tidak meng-kotak-kotakan tiap komunitas.

Kalau kalian adalah orang – orang yang suka mengecewakan sesama musisi, apa beda nya kalian dengan major label?



-Contributing for QuietLoud #4-

hihi

percakapan antara Pedro dan bule cewek.

Bule : *dengan logat bule* hmm maaf, kalu mauh ke jalan riau, kemana yah?
Pedro : *dengan semangatnya menjawab dengan logat jawa* oh! lurus aja ke bawah MBAK, trus ke kanan!
Saya dan Mala : -__-'

lu kirah bule nya sekampung sama situh!

Sunday, July 18, 2010

sight of you.



early morning, you came shining
this sight can be blur
this day could be so weird
are you here?
are you near?
living a dream and we hope someday
we can meet and just stay here.

Elvis



mengidolakan seseorang.
baru inget orang itu kamu.
Elvis dunia nyata.
kamu nyata.
dan kita maya.